Senin, 02 November 2009

Firman Utina Sang Tombak Ibu Pertiwi

| |

Firman Utina adalah pesepakbola profesional asal Manado yang saat ini merumput bersama Pelita Jaya di ajang Superliga 2008/09. Meski hanya memiliki tinggi badan 165 cm, pemain kelahiran 15 Desember 1981 ini cukup handal di lini tengah. Pergerakannya dipastikan selalu merepotkan barisan pertahanan lawan, yang membuat ia tidak hanya menjadi andalan di timnya. Tapi juga merupakan pilar inti timnas Indonesia. Akselerasi dan daya jelajahnya yang tinggi mengawal lini tengah ini pun sehingga ia menjadi salah satu pemain tidak tergantikan dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan karena penampilannya yang gemilang, ia beberapa kali menyambut predikat pemain terbaik. Salah satunya ia peroleh saat tampil bersama tim "Merah Putih" menghadapi Bahrain di Piala Asia 2007 silam. Tapi sebetulnya masih banyak hal menarik mengenai pemain yang satu ini, sepuluh di antaranya:10. Memulai karir bermain sepakbolanya di klub Indonesia Muda yang berada di daerah asalnya Manado. Selama beberapa tahun ia ditempa di sekolah sepakbola itu, ia kemudian hijrah ke klub amatir Bina Taruna, setelah usianya melewati batas yang dibolehkan di sekolah sepakbola. 9. Ulet dan terus giat berlatih membuat dia mampu terus memperbaiki penampilannya. Hanya tiga tahun bersama klub amatir tersebut, ia direkrut Persma Junior, salah satu tim semi-profesional yang ada di daerahnya saat itu.8. Proses masuk ke Persma Junior terbilang unik. Hal itu karena ia tidak melalui mekanisme seleksi layaknya pemain lain. Sebab ia direkrut setelah mampu mencetak 12 gol dalam satu pertandingan pada turnamen klub lokal di Manado. Torehan gol yang cukup banyak dalam satu laga itu sampai ke kuping pelatih Persma Manado saat itu, Benny Dollo.7. Penasaran dengan sukses salah satu striker lokal yang mampu mencetak gol selusin dalam satu laga, pelatih yang akrab di sapa Bendol tersebut langsung memerintahkan anggotanya menjemput Firman, dan mengajaknya masuk Persma. Pucuk dicinta ulang pun tiba. Tak ragu, ia langsung menerima pinangan untuk bergabung ke Persma.6. Terus ditempa pelatih Benny Dollo, ia pun menunjukan progres meningkat. Hal tersebut membuat Bendol tidak ragu mengikutkannya di mana pun ia menjadi arsitek tim, sehingga membuat banyak orang menyebut Firman adalah "anak emas" pelatih timnas Indonesia itu.5. Tekadnya untuk terus menekuni karir bermain sepakbola rupanya tidak perlu diragukan. Itu bisa dilihat dengan keputusannya meninggalkan status pegawai negeri sipil (PNS) Kabupaten Tangerang saat merumput bersama Pendekar Cisade, dan memutuskan hengkang ke Arema Malang, mengikuti jejak pelatih Benny Dollo. 4. Pilihannya meninggalkan Persita Tangerang dan merapat ke Arema Malang serta menanggalkan status PNS rupanya tidak sia-sia. Sebab di klub kebanggaan Aremania itu ia merasakan manisnya mencicipi gelar juara, meski itu hanya turnamen Copa Indonesia.3. Tidak hanya juara tentunya, ia pun mampu menyabet gelar pemain terbaik di ajang tersebut. Satu penghargaan yang membuat motivasinya untuk terus memperbaiki penampilan. Meski beberapa kali di dera cedera dan mengharuskannya untuk istirahat dari lapangan hijau, penampilannya masih tetap stabil.2. Setelah pelatih Beny Dollo memutuskan untuk mundur dari kursi pelatih Persita Tangerang, ia pun diprediksi bakal meninggalkan klub tersebut dan kembali mengikut jejak pelatih yang telah menjadikannya sebagai pemain terkenal itu. Sayang karena Bendol direkrut timnas, ia pun banting setir dan merapat ke Pelita Jaya, padahal sejumlah tim papan atas mengicarnya.1. Meski pernah mengecewakan manajemen Persita Tangerang, tapi dia tetap diterima ketika kembali merapat ke tim tersebut pada awal musim kompetisi 2007 silam. Padahal pada musim 2004, pemain yang memulai debutnya di tim "Merah Putih" sejak 2000 bersama timnas pelajar, pernah memilih menanggalkan statusnya sebagai PNS dan meninggalkan Pendekar Cisadane.

0 komentar:

Ir arriba

Posting Komentar